VENEWS — Setiap manusia bisa mendapatkan hidayah, ketika Allah telah menghendaki, dari Masjid Khas Cheng Ho, terselip kisah mengharukan dari seorang pria paruh baya bernama Rudi Suryanto (67), warga Jalan KH Azhari, Kecamatan Kalidoni.
Terlahir dari keluarga non-Muslim dan sempat menikmati kemewahan dunia sebagai pengusaha sukses, Rudi kini menjalani hidup sederhana sebagai petugas kebersihan di Masjid Cheng Ho Palembang.
Namun, di balik kesederhanaannya, tersimpan perjalanan spiritual yang luar biasa: sebuah pencarian makna hidup yang membawanya pada Islam.
Rudi mengawali hidupnya dengan kerja keras dan ketekunan. Di usia muda, ia telah berhasil membangun bisnis yang membuatnya bergelimang harta.
Rumah mewah, kendaraan pribadi, dan usaha yang berkembang pesat menjadi bagian dari kesehariannya.
Ia menikah dengan seorang wanita yang juga berasal dari latar belakang non-Muslim, dan kehidupan rumah tangganya kala itu tampak harmonis.
Namun, di balik gemerlap dunia, Rudi mulai merasakan kegelisahan batin. Ia mengaku sering mengalami kejadian aneh yang tak bisa dijelaskan secara logika.
“Saya sering merasa dilempar batu dari belakang saat di rumah, tapi ketika saya menoleh, tidak ada siapa pun,” kenangnya, Senin (29/9/2025) saat dibincangi Venews.id.
Tak hanya kejadian fisik, Rudi juga mengalami mimpi berulang yang mengguncang jiwanya. Dalam mimpinya, ia dibawa oleh sosok misterius dan diperlihatkan gambaran surga dan neraka.
“Hati saya mulai gelisah, seperti ada dorongan kuat untuk mempelajari Islam,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Dorongan spiritual itu akhirnya membawanya pada keputusan besar: memeluk agama Islam dan menjadi mualaf. Keputusan ini bukan tanpa konsekuensi. Istrinya yang saat itu tidak sejalan dengan keyakinan barunya memilih untuk berpisah. Tak hanya itu, hubungan dengan saudara-saudaranya pun menjadi renggang.
Meski kehilangan banyak hal, Rudi tidak goyah. Ia memilih untuk berserah diri kepada Allah SWT dan memperkuat keimanannya melalui salat dan doa.
“Saya berusaha tetap ikhlas dan bersabar. Saya yakin Allah punya rencana terbaik,” tuturnya.
Rudi kemudian menikah dengan seorang wanita Muslim dan dikaruniai seorang anak. Ia mempercayakan seluruh hartanya kepada sang istri sebagai bentuk cinta dan kepercayaan.
Namun, takdir kembali menguji keteguhan hatinya. Ia mendapati istrinya berselingkuh, dan akhirnya memutuskan untuk bercerai. Bersamaan dengan itu, ia kehilangan seluruh harta bendanya—rumah, mobil, dan tempat usaha.
Tanpa harta dan dukungan keluarga, Rudi memulai hidup dari nol. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di Masjid Cheng Ho Palembang, menyusun sandal jamaah dan menyapu halaman masjid.
Meski pekerjaan itu jauh dari kemewahan masa lalunya, Rudi merasa lebih damai dan tenang.
Kini, bersama istri ketiganya yang setia mendampingi, Rudi kembali membangun keluarga kecil yang penuh kasih. Ia dikaruniai seorang anak yang tengah menempuh pendidikan tinggi dan bercita-cita menjadi sarjana.
“Saya memang tidak kaya, tapi hati ini tenang dan damai. Tidak ada penyesalan. Bahagia ini datang dari hati, dan saya berharap Allah SWT selalu meridhoi setiap langkah saya,” pungkas Rudi dengan senyum tulus.
Kisah Rudi Suryanto adalah potret nyata bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari harta dan kemewahan, melainkan dari ketenangan jiwa dan kedekatan dengan Sang Pencipta.
Di usia senjanya, Rudi telah menemukan cahaya yang selama ini ia cari—dan ia memilih Islam sebagai jalan hidupnya.(andre)