Penulis : Aulia Utami Putri,S.I.P.,M.SI.,CISHR, Dwi Mirani,S.IP.,M.Si, Dra. Tuty khairunnisyah, M.A, Lisa Mandasari,S.I.P.,M.Si
VENEWS.ID- Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia, termasuk di Kota Palembang. Dengan lebih dari seribu UMKM aktif, sektor ini menjadi penggerak utama ekonomi lokal, menyediakan lapangan kerja, serta mendukung stabilitas sosial. Namun, berbagai tantangan seperti keterbatasan akses pasar, literasi digital yang rendah, dan minimnya kapasitas manajerial sering kali menghambat perkembangan UMKM untuk mencapai potensi maksimalnya. Penelitian terbaru yang mengidentifikasi strategi pengelolaan terpadu menghadirkan solusi untuk mendukung pengembangan sektor ini.
Pentingnya Pengelolaan Terpadu
Penelitian ini dilakukan untuk memahami faktor-faktor utama yang memengaruhi perkembangan UMKM. Pendekatan yang digunakan melibatkan survei terhadap 92 UMKM yang dipilih secara purposive sampling dari total 1.103 UMKM di Kota Palembang. Kriteria pemilihan mencakup UMKM yang telah beroperasi minimal satu tahun dan telah berpartisipasi dalam program pengembangan usaha. Dengan metode analisis regresi linier berganda, penelitian ini mengidentifikasi bahwa pengelolaan terpadu menjadi kunci dalam mendorong keberhasilan UMKM.
Hasil analisis menunjukkan bahwa “penyusunan program dan pengembangan usaha yang disesuaikan” merupakan determinan utama dengan pengaruh terbesar terhadap perkembangan UMKM. Variabel ini mencakup program yang dirancang berdasarkan potensi dan permasalahan spesifik UMKM. Strategi ini memungkinkan pelaku usaha untuk mendapatkan solusi yang relevan, efektif, dan tepat sasaran, sehingga dapat meningkatkan kinerja usaha mereka secara signifikan.
Faktor Pendukung dan Hambatan
Hasil penelitian juga mengungkap bahwa pelaksanaan pembinaan yang konsisten menjadi faktor pendukung lain yang sangat signifikan. Dengan koefisien sebesar 0,274, pelaksanaan pembinaan memainkan peran penting dalam memberikan panduan praktis, peningkatan keterampilan, dan penguatan kapasitas manajerial para pelaku UMKM. Hal ini mencerminkan pentingnya dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
Sebaliknya, ditemukan pula faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat perkembangan. Salah satunya adalah pengadaan fasilitas pameran yang menunjukkan hubungan negatif terhadap pengembangan usaha. Fokus berlebihan pada pameran tanpa diimbangi dengan penguatan kapasitas internal UMKM cenderung mengalihkan sumber daya yang sebenarnya dapat digunakan untuk strategi pengelolaan yang lebih fundamental.
Literasi Digital dan Teknologi: Peran yang Masih Minim
Meskipun literasi digital sering disebut sebagai salah satu solusi untuk mendorong UMKM menuju pasar global, penelitian ini menunjukkan korelasi yang lemah antara literasi digital dengan pengelolaan produk usaha. Hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan teknologi hanya dapat efektif jika didukung oleh strategi manajerial yang solid. Literasi digital tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya pelatihan dan pembinaan yang terintegrasi dengan kebutuhan usaha.
Sebagai contoh, pelaku UMKM yang sudah mampu menggunakan platform digital sering kali masih mengalami kendala dalam mengelola pemasaran, logistik, dan layanan pelanggan. Oleh karena itu, upaya peningkatan literasi digital perlu disertai dengan pendekatan komprehensif yang mencakup berbagai aspek manajemen usaha.
Temuan Utama Penelitian
Dari analisis regresi yang dilakukan, beberapa temuan utama dapat dirangkum sebagai berikut:
Penyusunan program dan pengembangan usaha yang disesuaikan memiliki pengaruh paling signifikan dengan koefisien 0,493. Hal ini menegaskan bahwa program yang dirancang secara spesifik untuk mengatasi kebutuhan dan permasalahan UMKM memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan mereka. Pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan memiliki pengaruh signifikan dengan koefisien 0,274. Pembinaan yang terstruktur dan berkelanjutan terbukti mampu meningkatkan kapasitas pelaku usaha. Pengadaan fasilitas pameran menunjukkan pengaruh negatif (-0,149). Fokus berlebihan pada promosi eksternal dapat mengalihkan perhatian dari pengelolaan internal yang lebih strategis. Variabel lainnya, seperti literasi digital dan pengembangan logistik, memiliki pengaruh yang lebih rendah tetapi tetap penting untuk mendukung keseluruhan ekosistem pengelolaan UMKM.
Implikasi Manajerial
Temuan ini memberikan implikasi manajerial yang penting bagi pengembangan UMKM di Kota Palembang. Pertama, pemerintah dan pemangku kepentingan perlu memastikan bahwa program pengembangan usaha dirancang secara adaptif. Penyusunan program yang disesuaikan tidak hanya membantu UMKM mengatasi tantangan yang mereka hadapi, tetapi juga memungkinkan mereka untuk memanfaatkan peluang yang ada di pasar lokal maupun internasional.
Kedua, pembinaan harus dilakukan secara berkelanjutan dan fokus pada penguatan aspek manajerial. Program pelatihan yang hanya bersifat sporadis tidak cukup untuk memberikan dampak jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih sistematis untuk memastikan bahwa pelaku UMKM benar-benar memahami dan mampu mengimplementasikan strategi pengelolaan yang efektif.
Ketiga, meskipun promosi melalui pameran memiliki manfaat tertentu, pelaku UMKM perlu mengalokasikan sumber daya mereka dengan bijak. Fokus pada kegiatan promosi eksternal tidak boleh mengorbankan perhatian pada pengembangan kapasitas internal.
Rekomendasi untuk Masa Depan
Berdasarkan temuan ini, berikut adalah beberapa rekomendasi untuk mendukung pengembangan UMKM di Kota Palembang:
Fokus pada Program yang Berbasis Data: Pemerintah perlu melakukan pendataan yang komprehensif untuk memahami kebutuhan dan tantangan spesifik setiap UMKM. Data ini akan menjadi dasar dalam merancang program yang relevan dan efektif. Penguatan Kapasitas Internal: Program pembinaan harus mencakup pelatihan dalam manajemen keuangan, pemasaran, dan strategi bisnis. Penguatan kapasitas internal akan membantu UMKM menjadi lebih kompetitif. Pemanfaatan Teknologi Secara Strategis: Literasi digital tetap penting, tetapi harus diintegrasikan dengan pelatihan dalam manajemen dan pengelolaan usaha. Teknologi harus dipandang sebagai alat pendukung, bukan solusi tunggal. Pendekatan Kolaboratif: Pemerintah, akademisi, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan UMKM. Kolaborasi ini dapat mencakup pelatihan bersama, pendanaan, hingga pembukaan akses pasar.
Penutup,UMKM di Kota Palembang memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. Namun, tanpa pengelolaan yang efektif, potensi ini tidak akan dapat terealisasi sepenuhnya. Penelitian ini menegaskan bahwa strategi pengelolaan terpadu, terutama melalui penyusunan program yang disesuaikan dan pembinaan yang berkelanjutan, merupakan kunci untuk mendorong perkembangan sektor ini. Dengan dukungan yang tepat, UMKM dapat menjadi motor penggerak utama dalam membangun ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.