VENEWS.ID – Ustad KH Syofwatillah Mohzaib memutuskan mempercepat jadwal kepulangannya dari Mekkah ke Palembang, demi bisa mendoakan Ratu Dewa di acara tabligh akbar yang digelar di bawah Jembatan Musi VI, Sabtu (19/10/2024).
Pria yang akrab disapa Ustad Opat ini sempat meminta maaf kepada para jemaah yang telah menunggu kehadirannya.
Ia mengaku saat menuju ke lokasi terjebak macet, hingga terpaksa turun dari mobil dan melanjutkan perjalanan menggunakan ojek online.
“Maaf bapak ibu saya terlambat karena terjebak macet, beruntung ada ojek yang mau antar saya ke sini,” kata dia mengawali ceramahnya.
Mantan Anggota DPR RI tersebut mengaku ia seharusnya pulang ke Palembang pada 23 Oktober 2024 mendatang.
Namun karena ingin menghadiri acara safari dakwah dan mendoakan Calon Walikota Palembang Ratu Dewa, maka ia memutuskan untuk pulang duluan.
“Seharusnya saya pulang tanggal 23 tapi saya minta ganti langsung pulang karena saya ingin mensuport dan mendoakan Ratu Dewa menjadi Walikota Palembang,” kata dia.
Ustad Opat menjelaskan politik merupakan bagian dari dakwah. Sebab tanpa orang ada di politik, Islam belum tentu berjaya.
“Ratu Dewa tidak ada pilihan lain. Karena cuma satu-satunya alumni IAIN dan NU tulen,” kata Opat.
Menurut dia, Ratu Dewa banyak pengalaman mulai pernah menjadi Sekda hingga PJ Walikota Palembang.
“Kalau selain beliau (Ratu Dewa) siapa lagi,” tanya Ustad Opat ke jemaah.
Ia meminta seluruh pengurus dan anggota Jaringan Santri Indonesia untuk mendukung dan mencoblos Ratu Dewa-Prima Salam di Pilkada Palembang mendatang.
Sementara itu, Ratu Dewa dalam kegiatan tersebut mensosialisasikan visi misi hingga program kerja jika ia terpilih menjadi walikota Palembang.
Beberapa visi misi dan program kerja yang disampaikan, ia mengaku akan memberdayakan para qori yang ada di Palembang untuk menjadi imam tetap di mushola dan masjid yang ada di Palembang.
“Di Palembang banyak qori baik tingkat kecamatan, kota, provinisi, nasional hingga Internasional, mereka ini akan kita berdayakan untuk menjadi imam di masjid dan mushola,” kata dia.
Sebab menjadi imam butuh orang yang paham tajwid sehingga bacaan Alqurannya mengena ke makmum yang mendengarkannya.
“Kalau imamnya bagus kita bisa menangis karena mendengar bacaan imam,” kata dia.(ril)