VENEWS.ID – Proyek pengadaan peralatan laboratorium batu bara dan air pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Selatan (Dinas ESDM Sumsel) memasuki babak baru. Pada tahun 2021 Dinas ESDM Sumsel mengerjakan proyek tersebut senilai Rp2.968.459.753,- (Rp2,9 miliar) yang bersumber dari APBD. Sementara, tahun 2024 dinas tersebut kembali melaksanakan kegiatan laboratorium menggunakan anggaran yang jauh lebih sedikit dengan total biaya Rp355.955.427. Mengapa Dinas ESDM Sumsel menganggarkan kegiatan serupa tahun 2024 yang seharusnya bisa direalisasikan dengan anggaran tahun 2021? Berikut laporan media anggota Serikat Media Siber Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (SMSI Sumsel).
Bermula dari informasi yang diketahui, ada empat pegawai Dinas ESDM Sumsel dikabarkan telah diperiksa olah pihak kejaksaan. Terkait pengadaan peralatan laboratorium batu bara dan air senilai Rp2,9 miliar tahun 2021. Mereka yang sudah diperiksa diketahui berinisial AG (bendahara pengadaan), R (staf laboratorium dan geologi), Hl (kasubag keuangan), dan Id (PPTK).
Kepala Dinas ESDM Sumsel Hendriansyah ST MSi selaku kuasa pengguna anggaran (KPA) masih belum berkenan menjawab konfirmasi setelah berapa kali dihubungi. Bahkan saat kantornya di Jl Angkatan 45 No 2440 Palembang digeruduk wartawan, kepala dinas masih juga belum ditemukan.
Meski demikian, Kepala UPTD Geologi dan Laboratorium Dinas ESDM Sumsel, Ilham Afriandy ST didampingi Derhanita Ramlah ST Kepala Seksi Laboratorium tidak banyak berkomentar terkait masalah ini. “Saya tidak tahu permasalahan ini. Karena saya menjabat di sini akhir tahun 2021 di bulan November. Supaya lebih jelas, temui saja kepala yang lama Idham, sekarang sebagai Kabid Ketenagalistrikan di gedung depan, lantai 3. Terimakasih kunjungannya. Kami senang didatangi,” ungkap Ilham, Senin (26/8).
Sementara, Kabid Ketenagalistrikan Dinas ESDM Sumsel, Idham ST yang disebut turut diperiksa bersama tiga pegawai lainnya akhirnya buka suara. Saat itu Idham menjadi Kepala Laboratorium sekaligus pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) pengadaan peralatan laboratorium batu bara dan air senilai Rp2,9 miliar tahun 2021.
Idham mengatakan, pengadaan itu sudah selesai. Kerja sudah, selesai diperiksa, sudah lama tahun 2021. “Segala kegiatan di sini dapat laporan terus dari lembaga swadaya masyarakat (LSM). Pengaduan dan permohonan ‘klarifikasi’ segala macam. Ada yang ditanggapi ada yang tidak. Tiba – tiba jaksa manggil,” ungkapnya.
Judul pemanggilan, kata Idham, klarifikasi. Diperiksa segala berkas. Karena klarifikasi tetap saja bawa berkas. “Saya rasa, tidak ada masalah. BPK sudah meriksa, Polrestabes (Palembang) sudah meriksa. Terakhir baru kejaksaan (Kejati Sumsel). Tidak ada namanya SP3,” ungkap Idham.
Idham mengatakan, sudah tiga kali pindah tugas, dan barang itu sudah di Lab. “Saya juga lupa, siapa (saja) yang memeriksa, sudah lama. Kami juga tidak mengelak. Kalau ada pengaduan, kami hadapi,” timpalnya.
Disinggung untuk pengadaan alat laboratorium tahun 2024 namun anggarannya lebih kecil, kata Idham, kalau ada kegiatan tentu ada anggaran. “Untuk beli bahan kimia, memang ada, tapi saya tidak hapal. Pasti ada sedikit – dikit,” tukasnya.
Senada diungkapnya, Idham mengaku, tidak ada masalah lagi dan perkara tersebut dianggap sudah selesai. “Sudah selesai. Sudah diperiksa (tahun 2023). Bahkan sudah dicek ke kantor (Dinas ESDM Sumsel). Kalau tidak salah, setelah pemeriksaan dari kejaksaan (Kejati Sumsel),” ujarnya Minggu (25/8).
Menurut dia, dirinya dan sejumlah pejabat dinas tersebut juga telah diperiksa pihak kejaksaan. “Bendahara (pengadaan) dipanggil. Dipanggil semua. Kalau tidak salah, diperiksa ke lapangan juga. Memang tidak ada masalah dan tidak terbukti,” ungkapnya .
Apalagi, lanjut dia, pemeriksaan hanya dilakukan sebatas klarifikasi. Tidak ada surat penghentian penyidikan perkara (SP3). “Pemeriksaan cuma klarifikasi, masalah SP3 tidak ada,” tegasnya.
Diketahui, pada 2021 anggaran tender pengadaan peralatan laboratorium batu bara dan air Rp2.968.459.753,- (Rp2,9 miliar) dengan kode RUP 29867848. Tender proyek tersebut diikuti 31 perusahaan dan berhasil dimenangi PTRL. Data Rencana Umum Pembiayaan (RUP) tahun 2021, spesifikasi peralatan yang dibeli dari pagu anggaran Rp2,9 miliar itu terdiri dari Infra Red Sulfur Analyzer, Automatic Bomb Calorimeter, Spektrofotometer UV/VIS, dan Water Purification System. Selanjutnya, AAF Furnace, VMF Furnace, Analitycal Balance, pH meter portable, DHL portable, TDS Handheld, Micropipette (Uk. 100 – 1000 µL), Micropipette (Uk. 1 – 10 ml).
Sebagai perbandingan, tahun 2024 Dinas ESDM Sumsel kembali menganggarkan pembelian bahan kimia dan pemeliharaan laboratorium batu bara dan air. Rincian biaya laboratorium Dinas ESDM Sumsel tahun 2024 terdiri dari belanja bahan kimia laboratorium batu bara dan air Rp118.414.795, belanja jasa konsultasi akreditasi laboratorium lingkungan Rp98.990.632. Selanjutnya, belanja pemeliharaan alat dan mesin, alat laboratorium dan unit laboratorium umum Rp70.000.000, serta pemeliharaan rehab gedung laboratorium Rp68.550.000.
Menanggapi itu, lanjutnya, semua peralatan yang dibeli tahun 2021 masih ada dan digunakan. Meskipun saat ini dirinya sudah tidak lagi bertugas di laboratorium. “Alatnya masih ada, masih berfungsi. Malah kami gunakan. Saya sudah lama tidak lagi (di laboratorium),” ujarnya.
Dikonfirmasi sebelumnya, Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan (Kasi Penkum Kejati Sumsel), Vanny Yulia Eka Sari SH MH mengatakan, pihaknya belum menerima informasi adanya pemeriksaan kasus pengadaan peralatan laboratorium batu bara dan air senilai Rp2,9 miliar di Dinas ESDM Sumsel tahun 2021. Apalagi jika perkara tersebut masih dalam proses penyelidikan.
Menurut dia, perkara yang masuk ke Penkum jika sudah berstatus penyidikan. “Kami belum bisa ngasih info terkait itu. Kalau masuk ke Penkum yang sudah proses penyidikan,” ungkap Vanny kepada pers, di kantor Kejati Sumsel, Rabu (21/8).
Kasi Penkum menambahkan, setiap penyelidikan belum bisa diinformasikan. Itu karena belum membuat terang suatu perkara. Sejauh ini, lanjut Vanny, dari semua penyidikan perkara yang masuk, belum ada informasi terkait penyidikan kasus pengadaan peralatan laboratorium batu bara dan air senilai Rp2,9 miliar di Dinas ESDM Sumsel tahun 2021.
“Untuk yang ini (kasus pengadaan peralatan laboratorium batu bara dan air di Dinas ESDM Sumsel) belum ada info ke kami. Kalau selama ini perkara yang sudah naik sidik (penyidikan) belum ada. Kalau lidik (penyelidikan) masih belum bisa. Kalau sidik bisa kami infokan. Kalau lidik (penyelidikan) masih belum membuat terang,” ungkap Kasi Penkum.
Vanny menegaskan, jika perkaranya naik ke proses penyidikan, pasti akan diinformasikan kepada publik. “Kalau misalnya sudah masuk ke kami, pasti gak ada yang tidak kami infokan,” tandasnya.(smsisumsel)