VENEWS.ID – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) se Sumatera Selatan (Sumsel) harap harap cemas dipenutup tahun ini lantaran menjadi banyak sorotan dari berbagai organisasi, khususnya Komunitas Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (K-MAKI) Sumsel.
Deputi K MAKI Sumsel Feri Irawan mensinyalir banyak kisruh yang terjadi ditubuh BUMD di Sumsel yang kini menjadi bidikan lembaga anti rasuah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.
“Karyawan segunung dan jabatan direksi serta komisaris lengkap apalagi fasilitas semua serba cukup tapi PAD sekecil biji bawang,” ungkap Feri Irawan, Rabu (29/11/2023).
Menurutnya, kinerja jajaran direksi dan komisaris BUMD di Sunsel harus mendapat perhatian lebih, yang hingga saat ini belum menunjukan pencapain kinerja yang maksimal.
Feri mengumpakan, kinerja tidak sebanding dengan fasilitas dan gaji yang didapati setara pejabat Esselon II, lebih besar pasak dari pada tiang arau bahasa Wong Palembang ngajak roboh samo samo (Mengajak runtuh).
Adapun BUMD yang menjadi catatan K MAKI Sumsel ini, Perusahaan Daerah (PD) Pasar Palembang Jaya, PT. Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J), Mura Sempurna, PT Sumsel Energi Gemilang (Perseroda) Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) Sumsel, Petro Muba dan beberapa yang lainnya.
“Ini BUMD raksasa di Sumsel, tapi kropos,” dia mengistilahkan.
Dia membandingkan teman dekat yang dikenalnya secarq pribadi, yang modal kecil keuntungan sangat besar dari usaha yang digelutinya dengan bermodal sendiri, tidak seperti BUMD dengan modal pendampingan pemerintah akan tetapi tidak menunjukan hasil keuntangan yang maksimal.
“Toke sahabat saya itu cuma bermodal dak sampai Rp. 2 milyar sekarang punya proyek Rp. 300 milyar dalam 2 tahun, toke itu belum pernah Kunker dan belum pernah study banding apalagi belajar usaha tapi jadi besar sebesar gunung,” katanya.
Contoh itu, katanya terbanding terbalik dengan kondisi BUMD saat ini.
“Modal Rp. 5 milyar putus dalam waktu 8 bulan seperti PT SAI dan modal Rp. 16 milyar cuma setor kurang dari Rp. 2 milyar dalam waktu 4 tahun PT SMS”, ungkap Feri Kurniawan.(why)