VENEWS — Sebuah momen bersejarah dan penuh makna terjadi di Rumah Dinas Wali Kota Palembang, Jalan Tasik, Rabu (29/10/2025),ketika seorang warga negara Australia, Mr. Pate Musken, secara resmi menghibahkan kain songket kuno milik keluarganya kepada Pemerintah Kota Palembang.
Kain yang diperkirakan berusia ratusan tahun dan berasal dari masa sebelum pendudukan Jepang di Indonesia, akhirnya kembali ke tanah kelahirannya setelah puluhan tahun tersimpan di luar negeri.
Mr. Pate Musken, pria berkebangsaan Australia yang merupakan keturunan dari keluarga kolonial Belanda yang pernah menetap di Indonesia, mengungkapkan bahwa kain songket tersebut diwariskan oleh ayahnya yang memilikinya antara tahun 1946 hingga 1951.
Dalam penuturannya, kain itu awalnya diperoleh sang ayah dari seorang pilot asal Belanda yang memberikan kain tersebut sebagai pelunasan hutang.
“Kain songket tersebut berasal dari kota Palembang. Namun, saya tidak tahu secara pasti dari mana mendapatkannya,” ujar Musken saat menjelaskan asal-usul kain tersebut di hadapan Wali Kota Palembang, Ratu Dewa.
Musken mengakui bahwa selama bertahun-tahun ia tidak mengetahui secara pasti nilai dan jenis kain tersebut.
Demi menjaga keutuhan kain, ia menyimpannya di loteng rumahnya selama lebih dari tiga dekade.
“Saya hanya tahu itu benda tua yang indah, jadi saya simpan di loteng agar tidak rusak. Baru setelah melihat sebuah acara televisi tentang songket, saya teringat akan kain itu dan mulai mencari tahu lebih lanjut,” tambahnya.
Rasa penasaran membawa Musken pada pencarian informasi yang akhirnya mengungkap bahwa kain tersebut adalah songket Palembang, salah satu warisan budaya tak benda yang memiliki nilai tinggi dalam sejarah dan tradisi Melayu.
Motif yang terdapat pada kain tersebut, yakni Limar Bunga Cogan, dikenal sebagai motif yang dahulu hanya dikenakan oleh raja-raja Melayu.
“Saya merasa terpanggil untuk mengembalikan kain ini ke tempat asalnya. Ini bukan hanya soal benda, tapi soal menghormati sejarah dan budaya yang melekat padanya,” ungkap Musken.
Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, menyambut hangat dan penuh apresiasi atas hibah kain songket kuno tersebut. Ia menegaskan bahwa tindakan Mr. Musken merupakan bukti nyata bahwa warisan budaya Palembang memiliki daya tarik dan nilai yang diakui hingga ke mancanegara.
“Ini membuktikan bahwa warisan budaya Palembang harus terus kita jaga dan lestarikan. Alhamdulillah, beberapa warisan budaya tak benda termasuk songket sudah kita patenkan,” jelas Ratu Dewa.
Ia juga menambahkan bahwa keberadaan kain songket kuno ini akan memperkaya koleksi budaya kota Palembang dan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan domestik maupun internasional.
“Alhamdulillah kondisinya masih baik dan terjaga. Motifnya Limar Bunga Cogan, yang dahulu dimiliki oleh raja-raja Melayu. Ini akan menjadi aset penting dalam pelestarian budaya kita,” tutupnya.
Kain songket kuno yang kini berada di tangan Pemerintah Kota Palembang bukan hanya simbol pelestarian budaya, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga warisan leluhur.
Tindakan Mr. Pate Musken menjadi contoh nyata bahwa sejarah dan budaya dapat menjembatani generasi dan bangsa, serta menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang nyaris terlupakan.
Dengan hibah ini, Palembang tidak hanya menerima kembali sehelai kain, tetapi juga sepotong sejarah yang telah melintasi waktu dan benua, kini kembali ke pangkuan ibu pertiwi.(ril)








