VENEWS — Sebuah babak baru dalam penegakan hukum di Sumatera Selatan tercipta ketika dua tokoh muda yang kini menahkodai Lembaga Bantuan Hukum Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (LBH PGK) Sumsel, Ali Hanapiah dan Sairnudin, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap kinerja luar biasa Kasih Intel Kejaksaan Negeri Ogan Komering Ilir (Kejari OKI). Penangkapan seorang pria bernama Robby Asia (49), yang diduga kuat sebagai jaksa gadungan, menjadi titik balik penting dalam menjaga marwah institusi hukum di daerah.
Ali Hanapiah, Ketua LBH PGK Sumsel, dalam pernyataan resminya menyebut bahwa langkah cepat dan presisi yang dilakukan oleh Kasih Intel Kejari OKI adalah bentuk nyata dari keberanian dan integritas aparat penegak hukum.
“Kami sangat mengapresiasi tindakan tegas dan cermat dari Kasih Intel Kejari OKI. Penangkapan oknum jaksa gadungan ini bukan hanya menyelamatkan institusi dari pencemaran nama baik, tapi juga menunjukkan bahwa hukum tidak bisa dipermainkan oleh siapa pun,” tegas Ali, Selasa (7/10/2025).
Sairnudin, sang sekretaris yang juga dikenal sebagai aktivis hukum yang vokal, menambahkan bahwa kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi seluruh elemen masyarakat agar tidak mudah terbuai oleh simbol dan seragam.
“Seragam bukan jaminan kebenaran. Integritas harus dibuktikan dengan rekam jejak dan legalitas. Kami mendukung penuh Kejari OKI untuk terus menjaga ketegasan ini,” ujar Sairnudin.
Tak hanya LBH PGK Sumsel, apresiasi juga datang dari Bidang Hukum Komite Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (K-MAKI) Sumsel. Dalam pernyataan terpisah, mereka menyebut bahwa keberhasilan ini adalah bukti bahwa sistem intelijen kejaksaan daerah bekerja dengan optimal.
“Kami dari K-MAKI Sumsel memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada Kasih Intel Kejari OKI. Ini bukan operasi biasa. Ini adalah bentuk nyata dari keberanian menghadapi penyusupan institusional,” ujar perwakilan bidang hukum K-MAKI Sumsel.
Seperti diberitakan sebelumnya, Robby Asia datang ke Kantor Kejari OKI dengan mengenakan seragam dinas jaksa lengkap, dua tanda pangkat melati di pundaknya, dan dikawal oleh dua anggota TNI. Penampilannya sempat membuat sejumlah pegawai Kejari percaya bahwa ia benar pejabat dari Kejaksaan Agung RI.
Namun, berkat ketelitian dan insting tajam dari tim intelijen Kejari OKI, identitas Robby segera diperiksa. Hasilnya mengejutkan: namanya tidak tercatat sebagai pegawai Kejaksaan RI. Ia pun langsung diamankan dan dibawa ke Kejati Sumsel untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ali Hanapiah menegaskan bahwa kejadian ini harus menjadi momentum kebangkitan hukum di daerah. Ia menyerukan agar seluruh LBH, organisasi masyarakat sipil, dan aparat penegak hukum bersatu dalam menjaga integritas dan transparansi.
“Kami siap mendukung Kejari OKI dan Kejati Sumsel dalam proses hukum selanjutnya. LBH PGK Sumsel akan menjadi mitra kritis sekaligus konstruktif dalam memastikan bahwa keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu,” pungkasnya.(why)