VENEWS.ID – Sebuah video seorang pria yang mengaku pasien di RSUD Soedarso mengeluhkan tidak mendapat pelayanan tindakan medis. Video berdurasi 01.32 detik ini dibuat oleh seorang pria yang sedang meringis kesakitan mengalami patah tulang di IGD RSUD Soedarso hingga viral.
Hal ini dibantah Direktur RSUD Soedarso Pontianak, Hary Agung Tjahyadi terkait adanya keluhan warga yang viral di media sosial terkait penangan petugas medis dinilai lamban.
Hary mengungkapkan berdasarkan fakta CCTV, rekam medik dan hasil lab. Apa yang disampaikan dalam video yang beredar di media sosial tidaklah benar. Pasien menyampaikan dari pagi sampai sore tidak mendapatkan tindakan medis.
“Faktanya masuk IGD sekitar Pukul 11.03 WIB dan pulang atas permintaan pasien sendiri pukul 15.00 WIB,” kata Hary kepada media Lintas News.dan beberapa media lainnya pada hari Sabtu, 29/6/2024.
Ia menjelaskan hasil CCTV yang bersangkutan sudah dilakukan pemeriksaan oleh perawat (triase) dan dokter sabrina (dokter jaga IGD) serra dilakukan pemasangan vanflone jarum infuse dan sekaligus pengambilan sample darah utk lab.
Kemudian pemasangan infuse dan pemberian obat injeksi TKO melalui drip botol infuse dan inj mecobalamin utk anti nyeri dan mencegah kerusakan syaraf tepi. Selanjutnya menunggu untuk dilakukan rontgen di radiology centre. Namun pasien dan keluarga pasien tidak mau menunggu lama dan minta pulang dengan menandatangani surat keterangan APS (atas permintaan sendiri).
Dikatakan Hary, terkait tuduhan perlakuan membedakan pasien BPJS dan umum. Penjelasan perawat/ IGD tidak pernah menanyakan pasien umum atau BPJS. Pertanyaan umum/BPJS ditanyakan oleh petugas Rekam Medik untuk data atau petugas sisrute untuk keperluan penyesuaian ruang rawat inap agar sesuai hak pasien.
“RSUD Soedarso tidak pernah membedakan pasien umum atau BPJS, dokternya sama, obatnya sama sesuai obat fornas, perlakuan/prosedur tindakan sama sesuai kondisi dan haknya. Perlu diketahui 90% lebih pasien RSUD Soedarso adalah BPJS. pasien BPJS di RS ditanggung/dibayar klaimnya oleh BPJS. jadi tidak ada alasan kami membedakan pasien BPJS dengan umum,” jelasnya.
Pelayanan RS ini kami terus berbenah meski dengan keterbatasan SDN dan ruangan tetap berupaya memberikan pelayanan yang baik kepada pasien, kami mohon maaf bila masih belum semua puas dengan pelayanan kami, karena kebutuhan pasien ke RS sangat tinggi, IGD selalu membludak, BOR hampir 90%(Rasio Penggunaan tempat tidur sangat tinggi). Semua rujukan kabupaten/kota ke RS Soedarso. Sedangkan RS2 besar swasta dipontianak yang harusnya bisa membantu rujukan BPJS tidak bekerjasama dengan BPJS, kecuali RS Yarsi.