VENEWS.ID – Pemanfaatan potensi ekonomi digital menjadi salah satu solusi agar Indonesia dapat keluar dari jebakan middle income trap (MIT) agar menjadi negara maju. Oleh karena itu, Pemerintah berupaya memaksimalkan peluang dengan mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) meningkatkan jejaring usaha.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya Wijaya Kusumawardhana menyatakan hal itu menjadi upaya nyata untuk mendorong inovasi, industri baru, dan merangsang pemerataan ekonomi di masyarakat.
“Pemerintah harus terus mendorong terciptanya peluang bagi pelaku UMKM untuk berjejaring melalui platform digital agar terlibat dalam rantai pasok global dan juga terbuka terhadap perkembangan ekosistem ekonomi digital,” ungkapnya dalam Forum Group Discussion (FGD) “Peluang dan Tantangan Social Commerce di Era Ekonomi Digital dalam Mendukung Perekonomian Nasional” di Semarang, Kamis (06/12/2023) dilansir dari laman Kemenkominfo.go.id
Kementerian Kominfo juga terus meningkatkan upaya digitalisasi UMKM dan literasi digital pelaku UMKM. Menurut SAM Bidang Sosekbud, digitalisasi UMKM dapat membantu pembukaan aset pasar, penentuan harga yang kompetitif, hingga ke sistem pembayaran.
“Tentunya hal ini butuh kompetensi literasi digital baik mengenai pemahaman tentang platform atau pelantar, pengolahan data, hingga pengototan dasar transaksi finansial secara online,” tuturnya.
Demikian pula dengan pemanfaatan jejaring digital bagi pelaku UMKM akan dapat menopang seluruh rangkaian bisnis mulai dari pengembangan produk, perencanaan dan produksi operasional, hingga pemasaran.
“Dalam tahap aspek perencanaan produk, digitalisasi dilakukan untuk menganalisis tren pasar dan interaksi dengan pelanggan untuk peningkatan pelayanan dan demand. Sementara di tingkat operasionalisasi, saluran e-commerce dapat membantu strategi pengadaan, peningkatan efisiensi,” jelas SAM Wijaya Kusumawardhana.
Oleh karena itu, SAM Bidang Sosekbud mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan platform digital guna menopang operasional dan pengembangan usaha.
“Kita tahu bahwa banyak platform lain, baik yang lama maupun yang baru sudah siap untuk masuk dan memanfaatkan potensi pasar ekonomi digital di Indonesia yang sangat besar. Ini menjadi tantangan kita, apa kebijakan dan strategi yang diperlukan agar investasi itu tidak terhambat, demi kemajuan ekonomi digital nasional,” ungkapnya.
Mengutip ulasan dari Microsoft Asia dan The Asian Development Bank, SAM Wijaya Kusumawardhana menyatakan ekonomi digital saat ini menjadi pemicu reformasi struktur ekonomi dan industrialisasi yang berbasis ekonomi dan inovasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia saat ini terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2023, nilai ekonomi digital Indonesia meningkat sebesar 8%, dari USD76 Miliar menjadi USD82 Miliar.
“Pertumbuhan ini diprediksi akan meningkat 3 sampai 4 kali lipat di tahun 2030 mendatang. Potensi ekonomi digital di Indonesia yang besar tersebut telah menarik perhatian pasar global,” ungkapnya.
SAM Bidang Sosekbud berharap Indonesia dapat meningkatkan kemampuan industrialisasi dengan mendorong kemajuan dalam berinovasi dan meningkatkan produktivitas masyarakat.
“Indonesia juga harus melakukan apa yang dinamakan efisiensi sistem pemerintahan dan kebijakan publik yang mendukung iklim inovasi,” ungkapnya
Forum Group Discussion (FGD) “Peluang dan Tantangan Social Commerce di Era Ekonomi Digital dalam Mendukung Perekonomian Nasional” merupakan upaya memperoleh masukan dari pakar kebijakan dalam penyusunan rekomendasi tentang arah dan kebijakan strategi untuk memanfaatkan peluang dan tantangan transaksi ekonomi digital terutama terkait dengan social commerce.
FGD tersebut menghadirkan narasumber Deputi Bidang Usaha, Kecil, dan Menengah Kementerian Koperasi dan UKM, Hanung Harimba Rachman; Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Rifan Ardianto; serta Roy Anang Wibisono selaku Pelaku Usaha Kecil Ekspor.
Dalam kegiatan tersebut hadir Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Prof. Widodo Muktiyo; serta Staf Ahli Menkominfo Bidang Teknologi, Hadiyana; Staf Khusus Menkominfo, Sarwoto, Sugiharto, dan Daniel Hutagalung yang hadir secara daring.