VENEWS.ID- Dit Intelkam Polda Sumsel melaksanakan Forum Grup Discussion (FGD) dalam rangka untuk antisipasi penyebaran hoax dan netralitas jurnalis guna mendukung Pilkada Damai tahun 2024, Selasa (30/7/2024).
Kabag Analis Ditintelkam Polda Sumsel AKBP M Surahpati mengatakan, dalam forum tersebut Jurnalis sebagai pembawa informasi diberi bekal tentang hal kalau yang tidak sesuai dan tidak valid kebenarannya.
“Kegiatan ini berlangsung 30 Juli dan 31 Juli tujuannya untuk mengantisipasi hoax saat menjelang dan selama Pilkada di Sumsel. Nanti akan ada beberapa narasumber memberikan arahan kepada jurnalis tentang apa itu netral apa itu independen yang ada kaitannya dengan Pilkada Sumsel,” katanya.
Surahpati mengungkapkan Subdit 5 Ditintelkam rutin melakukan Patroli Siber untuk memantau berita yang tidak sesuai dengan situasi yang terjadi sebenarnya.
“Dalam patroli siber yang rutin kami lakukan ada bagian tertentu yang ada di berita online tidak benar. Contoh temuan hoax pernah ditemukan waktu Pemilu sudah banyak, mulai tentang pelaksanaan kegiatan sampai pemungutan suara kita temukan berita hoax. Kami tetap memberitakan (counter) bahwa apa yang disebarkan itu tidak benar,” ungkapnya.
Dewan Kehormatan Provinsi PWI Sumsel Oktaf Riyadi mengatakan, salah satu hoax yang paling tipis dijumpai adalah pencitraan.
“Tanpa kita sadari, pencitraan itu adalah bentuk hoax yang paling tipis. Makanya prinsip independen mesti tetap dipegang oleh kita sebagai jurnalis, beda dengan yang namanya netral. Tak bisa diintervensi kita tidak boleh berpihak dan tidak boleh beretikat buruk. Jangan hanya satu paslon yang diberitakan tapi semuanya dan apa adanya,” tuturnya.
Menurutnya peran jurnalis dalam Pilkada bukan menjadi ‘hakim’. Namun berada di tengah-tengah layaknya wasit.
“Yang pasti wartawan itu wasit. Wasit yang menengahi dan itu tugas kita mendukung Pemilu/Pilkada yang berkualitas. Kalau yang bagus ya diangkat, yang jeleknya juga diangkat apa adanya,” katanya.
Salah satu narasumber lainnya Dwi Carolita Kasi SDKP Dinas Kominfo Sumsel mengatakan, media sosial adalah merupakan media paling efektif dan cepat dalam penyebarluasan informasi tak terkecuali berita-berita hoax.
“Salah satu ciri-ciri informasi yang tidak relevan atau hoax yakni tidak menyertai sumber berita, informasi yang berulang-ulang, kekurangan data, dan judul yang sensasional. Itu yang biasanya ciri-ciri berita hoax sering di share di WhatsApp. Makanya kita perlu saring dulu informasi, ” katanya.
Kegiatan FGD ini berlangsung di Hotel Airish, Jalan Sukabangun I pada tanggal 30 Juli 2024 sampai 31 Juli 2024. Dan narasumber datang dari Dinas Kominfo Provinsi Sumsel, Bawaslu, Pengamat sosial politik, dan PWI Sumsel.(Lulus)